DPR Tegaskan Infrastruktur Tak Bisa Dibangun Sendiri, Butuh Sinergi

DPR Tegaskan Infrastruktur Tak Bisa Dibangun Sendiri, Butuh Sinergi

Anggota Komisi V DPR RI Fraksi PKB, Sudjatmiko, tegaskan bahwa pembangunan infrastruktur tidak bisa dilakukan secara sepihak.

DPR Tegaskan Infrastruktur Tak Bisa Dibangun Sendiri, Butuh Sinergi

Menurutnya, dibutuhkan sinergi lintas sektor yang melibatkan pemerintah pusat, daerah, BUMN, dan pihak swasta. Kolaborasi ini penting untuk memastikan pembangunan berjalan efektif, merata, dan berkelanjutan demi kemajuan Indonesia.

DPR mendorong seluruh elemen bangsa untuk bergotong royong membangun infrastruktur sebagai fondasi pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan rakyat. Di bawah ini Politik Ciki akan membahas pentingnya sinergi lintas sektor dalam pembangunan infrastruktur nasional.

Perjalanan Panjang Pembangunan Infrastruktur Indonesia

Sudjatmiko mengajak kita melihat sejarah panjang pembangunan infrastruktur di Indonesia sebagai cermin dari visi dan prioritas bangsa ini. Pada masa awal kemerdekaan, fokus pembangunan diarahkan pada konektivitas dasar antarwilayah.

Hal ini menjadi fondasi penting untuk memperkuat persatuan dan memudahkan mobilitas masyarakat serta distribusi barang dan jasa. Memasuki era Orde Baru, pembangunan mulai diarahkan pada pembangunan jalan nasional, pelabuhan, dan irigasi yang menjadi pilar penting dalam meningkatkan produktivitas nasional.

Transformasi signifikan terjadi lagi dalam satu dekade terakhir dengan akselerasi pembangunan proyek-proyek besar seperti tol trans-Jawa dan tol luar Jawa, moda transportasi massal seperti LRT (Light Rail Transit) dan MRT (Mass Rapid Transit), serta pengembangan pelabuhan dan bandara di wilayah-wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar).

“Ini menunjukkan bahwa pembangunan tidak hanya mengejar kuantitas, tetapi juga menitikberatkan pada keadilan dan pemerataan antarwilayah,” ujar Sudjatmiko saat ditemui pada Sabtu, 14 Juni 2025.

Tantangan yang Masih Mengganjal

Meski sudah banyak pencapaian, Sudjatmiko tidak menutup mata bahwa masih ada sejumlah tantangan serius yang harus dihadapi. Masalah pembebasan lahan menjadi kendala klasik yang sering memperlambat progres pembangunan.

Koordinasi antara lembaga pusat dan daerah juga masih perlu ditingkatkan agar kebijakan dan pelaksanaan pembangunan berjalan sinergis dan tidak tumpang tindih.

“Ketahanan pendanaan dan efisiensi dalam proyek juga menjadi perhatian. Kita perlu memastikan bahwa setiap dana yang dikeluarkan memberikan hasil yang optimal dan proyek selesai tepat waktu,” ujarnya.

Ia juga menegaskan bahwa percepatan pembangunan infrastruktur harus dilakukan dengan tetap memperhatikan kualitas, ramah lingkungan, dan keberlanjutan. “Pembangunan harus cepat dan masif, tapi tidak boleh mengorbankan aspek kualitas dan keberlanjutan lingkungan,” tambah Sudjatmiko.

Baca Juga:

Peran Sentral BUMN Karya dan Tantangan Keuangan

DPR Tegaskan Infrastruktur Tak Bisa Dibangun Sendiri, Butuh Sinergi

BUMN Karya selama ini menjadi ujung tombak pembangunan infrastruktur di Indonesia. Namun, Sudjatmiko mengingatkan bahwa tekanan keuangan yang tinggi pasca pandemi COVID-19 dan ketergantungan besar pada pembiayaan utang menjadi tantangan yang harus diatasi.

Pengelolaan keuangan yang bijak dan inovasi dalam mencari sumber pendanaan baru sangat dibutuhkan agar pembangunan dapat terus berlanjut tanpa hambatan berarti. “Kita perlu mencari model pembiayaan yang lebih sustainable dan melibatkan sektor swasta lebih luas agar beban BUMN tidak terlalu berat,” katanya.

Pemerintah dan Swasta, Bersinergi Untuk Masa Depan Infrastruktur

Presiden Jenderal TNI (Purn.) Prabowo Subianto dalam penutupan acara Indonesia Construction Industry (ICI) 2025 menegaskan bahwa prioritas pembangunan pemerintah saat ini tidak hanya berfokus pada infrastruktur fisik semata, tetapi juga pada pencapaian swasembada pangan, energi, serta penyediaan air bersih.

Prabowo menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur harus melibatkan lebih dari sekadar BUMN. “Kita ingin membuka ruang seluas-luasnya bagi swasta untuk berperan aktif dalam pembangunan infrastruktur,” ujarnya.

Hal ini sejalan dengan pandangan DPR yang mendorong sinergi lintas sektor dan lintas pelaku ekonomi. Pemerintah dan swasta harus bersinergi membangun ekosistem yang sehat untuk percepatan pembangunan, dengan regulasi yang mendukung dan kemudahan akses pembiayaan.

Sinergi Sebagai Kunci Pembangunan Berkelanjutan

Sudjatmiko menyimpulkan bahwa keberhasilan pembangunan infrastruktur di Indonesia tidak hanya bergantung pada kuantitas proyek yang dibangun, melainkan juga pada kualitas kolaborasi antar pemangku kepentingan.

Pemerintah pusat dan daerah, BUMN, swasta, serta masyarakat harus bersatu padu untuk mewujudkan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.

“Sinergi adalah kunci. Tanpa kerja sama yang baik, pembangunan infrastruktur tidak akan mencapai hasil maksimal. Kita perlu terus membangun komunikasi, koordinasi, dan sinergi antar semua pihak,” tutupnya optimis.

Kesimpulan

Pembangunan infrastruktur di Indonesia sedang berada di fase krusial dengan berbagai capaian dan tantangan. Transformasi dari masa ke masa menunjukkan komitmen bangsa ini dalam menghubungkan wilayah dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Namun, keberhasilan ke depan sangat bergantung pada kemampuan menciptakan sinergi yang kuat antara pemerintah, BUMN, dan swasta. Dengan pendekatan ini, Indonesia diharapkan dapat mewujudkan infrastruktur yang tidak hanya cepat dan masif, tetapi juga berkualitas, ramah lingkungan, dan adil bagi seluruh masyarakat.

Simak dan ikuti terus agar Anda tidak ketinggalan informasi menarik lainnya yang terupdate setiap hari.


Sumber Informasi Gambar:

  1. Gambar Pertama dari nasional.okezone.com
  2. Gambar Kedua dari www.tvonenews.com