Prabowo Pilih HUT RI Tanpa Kemewahan: Rakyat Butuh Kerja Nyata, Bukan Pesta!

Prabowo Pilih HUT RI Tanpa Kemewahan: Rakyat Butuh Kerja Nyata, Bukan Pesta!

Presiden Prabowo Subianto telah pilih bahwa perayaan HUT ke-80 RI akan diadakan secara sederhana dan tanpa kemewahan.

Prabowo Pilih HUT RI Tanpa Kemewahan: Rakyat Butuh Kerja Nyata, Bukan Pesta!

Beliau menekankan bahwa momen peringatan kemerdekaan bukan sekadar seremoni, melainkan momentum refleksi dan pemersatu bangsa. Tema resmi “Bersatu, Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju” mencerminkan visi perjuangan bangsa ke depan.

Prabowo mengajak masyarakat untuk merayakan kemerdekaan dengan gotong-royong, kerja bakti, lomba-lomba, serta kegiatan bakti sosial yang berorientasi pada kesejahteraan rakyat, bukan hanya pesta. Dibawah ini anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya seputaran Politik Ciki.

Alasan di Balik Kesederhanaan Perayaan

Keputusan untuk merayakan HUT ke-80 RI secara sederhana didasari oleh prioritas pemerintah yang ingin lebih berfokus pada kesejahteraan rakyat. Presiden Prabowo menyatakan hal ini sebagai tanggapan terhadap pertanyaan mengenai kemungkinan mengundang kepala negara lain ke upacara tersebut.

Ia dengan tegas menyatakan, “Kita relatif sederhana dulu lah,”. Pernyataan ini menegaskan bahwa fokus utama pemerintah adalah pada pekerjaan-pekerjaan yang esensial untuk kemajuan masyarakat. Hal ini juga sejalan dengan pernyataan bahwa masih banyak pekerjaan untuk rakyat yang harus diselesaikan.

Perubahan Lokasi dan Keterlibatan Masyarakat

Perayaan HUT ke-80 RI ini akan menjadi peringatan 17 Agustus pertama bagi Prabowo sebagai Presiden RI sejak pelantikannya pada 20 Oktober 2024. Berbeda dengan perayaan sebelumnya yang diselenggarakan di Ibu Kota Nusantara (IKN), peringatan kemerdekaan kali ini akan diadakan di Jakarta. Selain itu, Presiden Prabowo menginginkan masyarakat umum untuk dilibatkan secara langsung dalam perayaan ini.

Masyarakat akan memiliki kesempatan untuk mengikuti upacara peringatan detik-detik proklamasi di Istana Merdeka, Jakarta pada 17 Agustus 2025. Wakil Menteri Sekretaris Negara (Wamensesneg) Juri Ardiantoro menjelaskan bahwa pemerintah mengalokasikan sekitar 80 persen dari total 8.000 tamu undangan untuk masyarakat umum. Instruksi dari Presiden Prabowo juga mencakup pengurangan jumlah tamu undangan dari kalangan pejabat negara pada perayaan HUT RI pertamanya sebagai presiden.

Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) sekaligus Ketua Panitia Peringatan HUT Ke-80 RI, Prasetyo Hadi, juga mengungkapkan rencana penambahan kuota undangan untuk masyarakat yang ingin menyaksikan upacara di Istana Kepresidenan Jakarta, dengan estimasi tambahan sekitar 1.000 hingga 2.000 undangan. Upacara detik-detik proklamasi akan diawali dengan kirab bendera dan teks proklamasi dari Monas ke Istana Merdeka menggunakan kereta kencana.

Baca Juga: Bali Tak Hanya Pariwisata, Komisi IV DPR RI Siapkan Langkah Nyata Bantu Petani Organik

Fokus pada Kesejahteraan Rakyat Sebuah Prioritas Utama

Fokus pada Kesejahteraan Rakyat Sebuah Prioritas Utama

Komitmen Presiden Prabowo untuk bekerja demi rakyat telah menjadi fokus utama pemerintahannya. Juru Bicara DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra, menegaskan bahwa prioritas utama Presiden RI Prabowo Subianto adalah bekerja untuk rakyat. Sejak awal kepemimpinannya, Prabowo telah berulang kali menegaskan cita-cita pemerintahannya untuk melihat “wong cilik” (rakyat kecil) tersenyum.

Berbagai kebijakan strategis yang telah dilaksanakan dalam 130 hari masa kerja Kabinet Merah Putih juga menunjukkan fokus pada peningkatan kesejahteraan rakyat dan pengembangan dunia usaha. Presiden Prabowo juga menaruh perhatian besar pada pemberantasan korupsi sebagai bagian dari reformasi tata kelola pemerintahan. Serta memberikan peringatan keras kepada pejabat negara dan aparat pemerintah yang tidak mau mengikuti arah kebijakan pro-rakyat.

Tanpa Undangan Kepala Negara Asing

Salah satu aspek penting dari perayaan HUT ke-80 RI yang sederhana ini adalah keputusan untuk tidak mengundang kepala negara asing. Presiden Prabowo menegaskan bahwa perayaan akan digelar tanpa undangan kepala negara asing, dengan fokus tetap pada pekerjaan untuk rakyat.

Hal ini berbeda dengan momen-momen diplomasi internasional sebelumnya, seperti saat Prabowo mencatatkan sejarah sebagai Presiden RI pertama yang menjadi tamu kehormatan dalam upacara peringatan Hari Nasional Prancis atau Bastille Day. Undangan dari Presiden Prancis Emmanuel Macron tersebut menempatkan Indonesia dalam deretan negara mitra strategis yang pernah mendapatkan kehormatan serupa dalam sejarah panjang Bastille Day.

Tradisi mengundang pemimpin dunia sebagai tamu kehormatan dalam parade Bastille Day dimulai secara simbolik pada akhir abad ke-20, dan menjadi ajang diplomasi internasional. Namun, untuk HUT ke-80 RI, prioritas diberikan pada urusan domestik dan kesejahteraan rakyat.

Kesimpulan

Keputusan Prabowo pilih HUT RI tanpa kemewahan mencerminkan pergeseran prioritas dari perayaan besar menjadi fokus yang lebih intens pada penyelesaian pekerjaan untuk rakyat​. Langkah ini diiringi dengan perubahan lokasi perayaan ke Jakarta dan peningkatan partisipasi masyarakat umum. Sekaligus meniadakan undangan bagi kepala negara asing.

Ini menunjukkan komitmen kuat pemerintah dalam mengoptimalkan sumber daya untuk pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Simak dan ikuti terus jangan sampai ketinggalan informasi terlengkap hanya di Politik Ciki.


Sumber Informasi Gambar:

  1. Gambar Pertama dari nasional.kompas.com
  2. Gambar Kedua dari berita.depok.go.id