Anggota DPR RI yang tengah dinonaktifkan hadir di Gedung Nusantara I, Senayan, Rabu, untuk sidang putusan MKD dugaan pelanggaran etik.

Di antara mereka adalah Ahmad Sahroni, Surya Utama alias Uya Kuya, Nafa Urbach, dan Eko Hendro Purnomo alias Eko Patrio. Berikut ini Politik Ciki akan memberikan informasi menarik tentang perkembangan sidang putusan MKD DPR RI.
Kehadiran Anggota DPR Nonaktif
Setibanya di kompleks parlemen, para anggota DPR yang dinonaktifkan terlihat langsung masuk ke Gedung Nusantara I tanpa banyak komentar. Eko Hendro Purnomo sempat menyampaikan singkat, “Ya (sidang MKD), sidang dulu ya,” sebelum memasuki ruang sidang. Kehadiran mereka sebagai teradu menandai tahap akhir proses pemeriksaan dugaan pelanggaran etik di MKD.
Menurut pantauan, para anggota DPR nonaktif ini terlihat tenang dan kooperatif, meski media dan publik memperhatikan setiap gerak-gerik mereka. Kehadiran mereka ini menjadi fokus, karena sidang sebelumnya telah memuat keterangan pengadu, saksi, hingga ahli yang memberikan perspektif profesional mengenai dugaan pelanggaran yang dilakukan.
Proses Sidang MKD
Sidang dimulai saat Sahroni, Nafa, Uya, dan Eko sudah berada di dalam ruangan, meski Adies Kadir terlambat hadir. Ketua MKD DPR RI, Nazaruddin Dek Gam, membuka sidang dengan membacakan identitas pengadu kasus serta identitas para teradu, memastikan semua pihak hadir sesuai prosedur.
Sejauh ini, MKD telah memproses sejumlah tahapan, termasuk mendengar keterangan pengadu, mendengarkan saksi, dan mendalami keterangan ahli.
Sidang bertujuan memastikan setiap langkah hukum dan prosedural dilakukan secara transparan dan akuntabel, sehingga hasil putusan dapat diterima publik sebagai representasi keadilan dan kepatuhan anggota DPR terhadap etika kelembagaan.
Baca Juga: Kena OTT KPK, Gubernur Riau Abdul Wahid Punya Harta Rp 4,8 Miliar
Latar Belakang Penonaktifan Anggota DPR

Penonaktifan anggota DPR ini sebelumnya dilakukan oleh partai politik masing-masing sebagai respons terhadap sorotan publik. Beberapa kader partai terlibat dalam kontroversi yang juga memicu aksi demonstrasi besar-besaran pada akhir Agustus 2025.
Anggota DPR yang dinonaktifkan termasuk Wakil Ketua DPR RI Adies Kadir, Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni, serta anggota DPR Nafa Urbach, Eko Hendro Purnomo alias Eko Patrio, dan Surya Utama alias Uya Kuya. Langkah ini diambil sebagai bentuk respons politik dan menjaga reputasi partai, sekaligus memberikan kesempatan MKD menjalankan proses etik secara independen.
Langkah penonaktifan ini menekankan prinsip bahwa setiap anggota DPR, tanpa terkecuali, wajib menaati standar etik dan integritas yang ditetapkan lembaga legislatif. Hal ini juga menunjukkan bahwa DPR menaruh perhatian serius terhadap tuntutan masyarakat terkait akuntabilitas dan transparansi anggota legislatif.
Kontroversi dan Sorotan Publik
Kasus ini mendapat perhatian luas karena melibatkan figur publik yang dikenal masyarakat luas, termasuk Sahroni dan Uya Kuya yang memiliki basis pengikut signifikan. Media dan masyarakat memantau setiap perkembangan sidang, dari kedatangan teradu hingga hasil putusan akhir.
Beberapa pihak menekankan pentingnya MKD bertindak tegas, sementara yang lain menekankan prinsip keadilan dan hak teradu untuk membela diri. Situasi ini menciptakan ketegangan politik sekaligus memperlihatkan bagaimana mekanisme etik DPR diuji di mata publik. Sidang ini juga menjadi penentu bagaimana citra DPR di mata masyarakat, terkait komitmen terhadap etika dan integritas lembaga.
Penegakan Etika DPR di Mata Publik
Sidang putusan MKD DPR RI hari ini menandai babak penting dalam penegakan disiplin dan etika anggota legislatif. Kehadiran Ahmad Sahroni, Uya Kuya, Nafa Urbach, Eko Patrio, dan Adies Kadir. Sebagai teradu menunjukkan keseriusan MKD dalam menyelesaikan kasus secara transparan dan akuntabel.
Proses ini menekankan prinsip bahwa setiap anggota DPR wajib menjaga integritas, menghormati aturan etik, dan mempertanggungjawabkan tindakannya di hadapan lembaga resmi. Dengan demikian, publik dapat menilai sejauh mana DPR mampu menegakkan etika dan menjaga kepercayaan masyarakat terhadap institusi legislatif.
Simak dan ikut terus perkembangan politik terkini dengan informasi akurat dan tentunya terpercaya hanya di Politik Ciki.