Presiden Prabowo Subianto telah memerintahkan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk memberikan kenaikan pangkat luar biasa kepada anggota polisi.

Perintah ini disampaikan setelah Prabowo menjenguk para korban di Rumah Sakit Polri, Jakarta Timur, pada Senin (1/9/2025). Mari kita ulas lebih dalam di Politik Ciki.
Apresiasi Penghargaan Untuk Petugas yang Terluka
Pemberian pangkat istimewa bagi anggota Polri yang terluka saat menjalankan tugas merupakan bentuk penghargaan resmi atas pengorbanan mereka. Tindakan ini menunjukkan bahwa negara dan institusi kepolisian menghargai risiko yang dihadapi para aparat di lapangan. Terutama saat mengamankan demonstrasi atau situasi yang rawan konflik.
Penghargaan semacam ini tidak hanya menjadi simbol pengakuan. Tetapi juga memperkuat rasa hormat dan loyalitas di antara anggota kepolisian.
Selain itu, apresiasi ini berperan penting dalam membangun moral dan motivasi anggota Polri. Dengan merasa diakui dan dihargai, petugas yang menghadapi situasi berbahaya akan lebih termotivasi untuk menjalankan tugasnya dengan profesionalisme tinggi.
Penghargaan ini juga memberikan contoh bagi anggota lain. Bahwa keberanian dan pengabdian dalam menjaga keamanan masyarakat mendapatkan perhatian serius dari pimpinan negara dan lembaga kepolisian.
Kondisi Korban dan Jumlah Luka
Total ada sekitar 43 orang, baik polisi maupun masyarakat, yang mengalami cedera akibat demonstrasi dan sempat dirawat di RS Polri. Sebagian besar dari mereka telah pulang, namun pada saat kunjungan Prabowo, masih ada 17 orang yang dirawat. Dari jumlah tersebut, 14 di antaranya adalah anggota Polri dan 3 orang merupakan masyarakat sipil.
Prabowo menyoroti beberapa kasus luka serius yang dialami para korban. Ada polisi yang harus menjalani operasi tempurung kepala. Bahkan hingga diganti dengan material titanium.
Selain itu, ada juga polisi yang ginjalnya rusak karena diinjak-injak oleh massa. Sehingga memerlukan cuci darah dan kemungkinan transplantasi ginjal. Beberapa anggota polisi juga dilaporkan terkena petasan, mengakibatkan luka bakar di leher, paha, dan bahkan alat vital.
Prabowo menilai bahwa tindakan-tindakan tersebut menunjukkan niat untuk menciptakan kerusuhan. Salah satu korban masyarakat adalah seorang perempuan yang hendak ke pasar, namun pahanya dipatahkan dan motornya diambil oleh perusuh.
Baca Juga: Surya Paloh Resmi Non-Aktifkan Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach Dari DPR RI
Komitmen Terhadap Keadilan

Meskipun memberikan apresiasi kepada polisi yang terluka, Prabowo juga tidak menampik kemungkinan adanya kesalahan yang dilakukan oleh polisi sehingga menyebabkan masyarakat menjadi korban.
Ia memastikan bahwa polisi yang melanggar aturan akan ditindak tegas. Prabowo menekankan pentingnya penyelidikan tuntas dan transparan, serta meminta agar petugas yang terlibat bertanggung jawab jika ditemukan melakukan tindakan di luar kepatutan dan ketentuan yang berlaku.
Presiden Prabowo mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan percaya kepada pemerintahannya, yang berkomitmen untuk mencatat dan menindaklanjuti keluhan masyarakat.
Ia juga mengingatkan seluruh bangsa Indonesia untuk selalu waspada terhadap pihak-pihak yang menginginkan huru-hara dan kekacauan, karena hal tersebut tidak akan menguntungkan rakyat dan bangsa. Prabowo menegaskan bahwa aspirasi yang sah harus disampaikan secara damai dan sesuai undang-undang, dengan batasan waktu hingga pukul 18.00 WIB.