Drama Internal PBNU, Gus Yahya Beradu Strategi Dengan Rais Aam

Drama Internal PBNU, Gus Yahya Beradu Strategi Dengan Rais Aam

Ketegangan memuncak di tubuh PBNU saat Gus Yahya mencoba menjalin dialog strategis dengan Rais Aam menyelesaikan konflik internal.

Drama Internal PBNU, Gus Yahya Beradu Strategi dengan Rais

Ketua Umum PBNU, Gus Yahya, berupaya berdialog dengan Rais Aam PBNU, KH Miftachul Akhyar, untuk menyelesaikan masalah internal Nahdlatul Ulama menjelang Muktamar tahun depan, demi memulihkan integritas dan keselarasan organisasi. Simak beragam informasi menarik lainnya tentang politik di Indonesia yang terbaru dan terviral cuman hanya ada di seputaran Politik Ciki.

Upaya Dialog Yang Belum Membuahkan Hasil

Gus Yahya telah mengambil inisiatif untuk berkomunikasi dengan Rais Aam PBNU, KH Miftachul Akhyar. Namun, hingga saat ini, usahanya belum membuahkan hasil yang diharapkan, karena permintaan dialognya belum mendapat respons. Kondisi ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai dinamika internal di antara para pimpinan PBNU.

Ia menjelaskan bahwa utusan telah dikirim untuk menjembatani komunikasi dengan Rais Aam. Sayangnya, upaya tersebut belum berhasil menciptakan titik temu atau membuka ruang diskusi yang diperlukan. Situasi ini menunjukkan adanya kendala signifikan dalam upaya penyelesaian masalah internal.

Selain mencoba menghubungi Rais Aam, Gus Yahya juga telah berdialog dengan sejumlah kiai lain. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan pandangan dan dukungan dalam menyelesaikan polemik yang sedang berlangsung di PBNU, sekaligus menunjukkan komitmennya untuk mencari jalan keluar.

Pentingnya Islah Menjelang Muktamar

​Gus Yahya secara tegas mendorong terjadinya islah atau perdamaian di antara kubu-kubu yang berkonflik di PBNU.​ Baginya, islah adalah langkah fundamental untuk memastikan Muktamar NU tahun depan dapat berjalan sesuai dengan konstitusi organisasi. Tanpa islah, muktamar berpotensi menjadi ajang permasalahan baru.

Ia menekankan bahwa tidak ada alternatif lain selain islah demi kelancaran muktamar yang akan datang. Proses islah ini diharapkan dapat menjadi fondasi kuat untuk menyelesaikan berbagai isu internal secara konstruktif dan musyawarah. Keberlangsungan organisasi yang harmonis menjadi prioritas utama dalam pandangan Gus Yahya.

Apabila islah dapat terwujud, Muktamar NU diproyeksikan sebagai forum strategis untuk mencapai penyelesaian masalah. Forum tertinggi ini akan menjadi wadah untuk menemukan titik temu dan solusi atas berbagai persoalan yang kini membelit PBNU, demi masa depan organisasi yang lebih baik.

Baca Juga: PPHN, Mencari Jalan Terbaik Demi Visi Pembangunan Berkelanjutan Bangsa

Menolak Polarisasi Dan Mempertahankan Integritas

Drama Internal PBNU, Gus Yahya Beradu Strategi dengan Rais Aam

Gus Yahya menyatakan penolakannya terhadap segala bentuk polarisasi atau kubu-kubuan di dalam PBNU. Ia menegaskan bahwa organisasi sebesar PBNU, sebagai salah satu pilar Islam di Indonesia, harus terbebas dari perpecahan internal yang dapat merusak citra dan tujuan mulianya.

Ia menegaskan bahwa pihaknya tidak menyikapi masalah ini sebagai pertarungan antar kubu. Sebaliknya, Gus Yahya berupaya keras untuk menghindari persepsi tersebut dan fokus pada upaya mempertahankan integritas tatanan organisasi. Integritas PBNU menjadi fondasi penting yang harus dijaga bersama.

Menurut Gus Yahya, integritas tatanan organisasi adalah prioritas utama. Mandataris organisasi, seperti Ketua Umum, hanya dapat diberhentikan melalui forum permusyawaratan tertinggi, yaitu Muktamar NU yang terakhir dilaksanakan pada tahun 2021. Hal ini menunjukkan pentingnya ketaatan terhadap konstitusi organisasi.

Menuju Muktamar Yang Sempurna

Dengan adanya islah, Gus Yahya optimis bahwa Muktamar NU mendatang dapat berjalan dengan sempurna. Ia berharap muktamar menjadi momen untuk menyelesaikan semua masalah yang ada, bukan sebaliknya. Tujuan utama adalah mencapai kesepakatan dan menjaga keutuhan organisasi.

“Kita selesaikan sampai muktamar, selesaikan di muktamar saja. Ini bukan soal yang lain-lain. Masalah pasti ada, tapi kita selesaikan. Bisa, bisa kita selesaikan,” ujarnya. Pernyataan ini mencerminkan semangat rekonsiliasi dan keyakinan akan kemampuan PBNU untuk mengatasi tantangannya.

Keyakinan Gus Yahya terhadap kemampuan PBNU menyelesaikan masalah melalui muktamar menunjukkan komitmennya. Melalui dialog dan islah, diharapkan seluruh elemen PBNU dapat bersatu padu, mengesampingkan perbedaan, demi kemajuan dan kebaikan organisasi ke depan.

Pantau selalu berita politik terkini yang akurat, terpercaya, dan mendalam, eksklusif hanya di Politik Ciki agar Anda tidak ketinggalan setiap perkembangan penting lainnya.


Sumber Informasi Gambar:

  • Gambar Utama dari nasional.kompas.com
  • Gambar Kedua dari nasional.kompas.com